Apa
Itu Sistem Akses Terpusat?
Sistem
akses terpusat adalah pendekatan di mana semua perangkat akses kontrol di suatu
fasilitas terhubung ke satu server utama yang bertindak sebagai pusat kendali.
Server ini berfungsi untuk:
a.Memproses
data kredensial pengguna.
b.Menyimpan
data akses (log) untuk audit dan analisis.
c.Mengelola
otorisasi pengguna secara real-time.
Sistem
ini berbeda dengan sistem terdistribusi, di mana setiap titik akses memiliki
kontroler mandiri yang bekerja secara independen. Dalam sistem terpusat,
seluruh proses verifikasi dan otorisasi dilakukan di server pusat, yang
kemudian menginstruksikan perangkat akses untuk membuka atau menolak akses.
Bagaimana
Cara Kerjanya?
1.
Input dari Perangkat Akses: Pengguna memasukkan kredensial, seperti kartu RFID,
PIN, atau data biometrik, melalui perangkat pembaca di pintu atau gerbang.
2.
Pengiriman Data ke Server: Kredensial yang diterima perangkat akses dikirimkan
ke server pusat melalui jaringan.
3.
Proses Verifikasi di Server: Server mencocokkan data yang diterima dengan
informasi yang tersimpan dalam database.
4.
Keputusan Akses:
a.Jika
data sesuai, server mengirimkan instruksi kepada perangkat akses untuk membuka
pintu.
b.Jika
data tidak valid, akses ditolak, dan alasan penolakan dicatat.
5.
Pencatatan Aktivitas: Setiap aktivitas akses, baik berhasil maupun gagal,
dicatat di server untuk keperluan audit atau pemantauan keamanan.
6.
Pemantauan Real-Time: Administrator dapat memantau aktivitas akses secara
langsung melalui antarmuka yang terhubung dengan server.
Keunggulan
Sistem Akses Terpusat
1.
Efisiensi dalam Pengelolaan Data: Semua data pengguna disimpan di satu tempat,
memudahkan administrasi seperti menambah, menghapus, atau memperbarui akses
pengguna.
2.
Integrasi yang Mudah: Sistem ini dapat diintegrasikan dengan perangkat keamanan
lainnya, seperti CCTV, alarm kebakaran, atau sistem manajemen gedung (BMS).
3.
Pemantauan dan Analisis Mendalam: Server pusat memungkinkan pemantauan
aktivitas akses secara real-time serta analisis pola akses untuk mendeteksi
anomali atau potensi ancaman.
4.
Kemudahan Skalabilitas: Penambahan perangkat akses baru hanya memerlukan
koneksi ke server pusat tanpa perubahan signifikan pada infrastruktur.
5.
Pengelolaan Terpusat: Administrator
hanya perlu mengelola satu sistem utama, sehingga mempermudah koordinasi dan
pengawasan.
Teknologi
Pendukung Sistem Akses Terpusat
1.
Koneksi Jaringan:
LAN/WAN:
Koneksi lokal (LAN) untuk fasilitas kecil dan WAN untuk fasilitas yang tersebar
di berbagai lokasi.
VPN:
Untuk mengamankan koneksi antara perangkat akses dan server pusat di lokasi
berbeda.
2.
Database:
SQL
atau NoSQL: Digunakan untuk menyimpan data pengguna, log aktivitas, dan
konfigurasi sistem.
Sistem
backup database memastikan data tetap aman dalam situasi darurat.
3.
Protokol Komunikasi:
OSDP
(Open Supervised Device Protocol): Memastikan komunikasi aman antara perangkat
akses dan server.
RS-485
atau TCP/IP: Untuk menghubungkan perangkat akses ke server melalui jaringan
kabel.
4.
Antarmuka Administrasi: Dashboard berbasis web atau aplikasi untuk memantau
aktivitas dan mengelola akses secara real-time.
Studi
Kasus Implementasi
1. Perusahaan Multinasional di Jakarta Selatan: Sebuah perusahaan teknologi dengan kantor utama di daerah SCBD, Jakarta Selatan, memiliki tiga gedung yang tersebar di kawasan tersebut. Sistem akses terpusat digunakan untuk mengelola akses karyawan ke setiap gedung, ruang rapat, dan fasilitas umum. Server pusat mencatat semua aktivitas akses dan terintegrasi dengan sistem absensi karyawan. Hasilnya, manajemen dapat memantau pergerakan karyawan dan memastikan keamanan fasilitas secara real-time.
2. Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya: Sebagai salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Timur, Rumah Sakit Dr. Soetomo menggunakan sistem akses terpusat untuk mengelola akses ke ruang operasi, laboratorium, dan zona steril. Server pusat mencatat aktivitas akses tenaga medis dan staf untuk memastikan hanya individu yang memiliki otorisasi yang dapat memasuki area sensitif. Sistem ini juga terintegrasi dengan alarm kebakaran untuk memfasilitasi evakuasi darurat.
3. Universitas Airlangga, Surabaya: Universitas ini menggunakan sistem akses terpusat untuk mengelola akses ke gedung fakultas, perpustakaan, dan laboratorium penelitian di Kampus C Mulyorejo. Mahasiswa hanya perlu menggunakan satu kartu RFID untuk mendapatkan akses ke seluruh fasilitas yang diotorisasi, sementara data aktivitas mereka dicatat di server pusat untuk keperluan manajemen dan keamanan.
Tantangan dalam Implementasi Sistem Akses Terpusat
1.
Ketergantungan pada Server Pusat: Jika server mengalami gangguan, seluruh sistem
dapat terhenti.
2.
Biaya Awal yang Tinggi: Investasi untuk server, perangkat akses, dan jaringan
bisa menjadi penghalang untuk organisasi dengan anggaran terbatas.
3.
Keamanan Data: Server pusat menjadi target utama untuk serangan siber, sehingga
perlindungan data menjadi prioritas.
4.
Kebutuhan Infrastruktur yang Stabil: Sistem ini memerlukan koneksi jaringan
yang andal dan berkapasitas tinggi untuk mengelola data dari banyak perangkat.
Solusi
untuk Tantangan
1.
Redundansi Server: Menggunakan server cadangan atau sistem failover untuk
memastikan sistem tetap beroperasi meskipun server utama bermasalah.
2.
Keamanan Data Tingkat Lanjut: Menggunakan enkripsi untuk melindungi data saat
transit dan dalam penyimpanan. Dan juga menginstal firewall dan software
pemantauan aktivitas jaringan untuk mendeteksi serangan cyber.
3.
Peningkatan Infrastruktur: Investasi dalam jaringan berkualitas tinggi dengan
kemampuan backup koneksi untuk memastikan stabilitas operasional.
4.
Pemeliharaan Rutin: Melakukan inspeksi perangkat keras dan pembaruan perangkat
lunak secara berkala untuk mencegah gangguan.
Perbandingan
Sistem Terpusat dan Terdistribusi
Sistem
akses terpusat bergantung pada server utama untuk mengelola semua perangkat dan
aktivitas akses. Hal ini membuat pengelolaan data menjadi lebih mudah karena
semua informasi, seperti data pengguna dan log aktivitas, tersimpan di satu
lokasi. Namun, sistem ini memiliki kelemahan signifikan dalam hal keandalan
operasional. Jika server pusat mengalami gangguan, seluruh sistem akses dapat
terhenti, sehingga potensi downtime menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, sistem
akses terdistribusi dirancang agar setiap kontroler lokal dapat beroperasi
secara independen. Ini berarti meskipun jaringan atau server pusat bermasalah,
perangkat di setiap titik akses tetap dapat memverifikasi dan memberikan
otorisasi secara lokal. Namun, kelemahan dari sistem ini adalah penyimpanan
data yang tersebar di setiap kontroler, yang memerlukan sinkronisasi secara
manual atau otomatis untuk memastikan integritas dan konsistensi data. Dari
segi pemantauan, sistem terpusat unggul dengan kemampuannya untuk menyediakan
akses real-time ke semua aktivitas yang terjadi di seluruh fasilitas melalui
dashboard server pusat. Di sisi lain, sistem terdistribusi hanya memungkinkan
pemantauan langsung di tingkat lokal, dan data dari kontroler lokal perlu
disinkronkan ke server untuk mendapatkan laporan yang menyeluruh. Dalam hal
skalabilitas, sistem terpusat lebih mudah dikelola karena penambahan perangkat
akses baru hanya memerlukan koneksi ke server pusat tanpa memengaruhi kontroler
yang ada. Sebaliknya, dalam sistem terdistribusi, setiap perangkat tambahan
membutuhkan konfigurasi mandiri pada kontroler lokal, yang bisa menjadi
tantangan dalam instalasi besar. Secara keseluruhan, sistem terpusat cocok
untuk fasilitas dengan jaringan yang stabil dan kebutuhan pengelolaan terpusat,
sementara sistem terdistribusi lebih ideal untuk lingkungan yang
memprioritaskan keandalan di tingkat lokal.
Bagaimana Sistem Terpusat Dapat Terintegrasi dengan
Simplo Visitor Management?
Integrasi sistem terpusat dengan Simplo Visitor
Management System memungkinkan pengelolaan pengunjung yang lebih mudah dan
lebih aman. Berikut adalah beberapa keuntungan dari integrasi ini:
1. Pengelolaan Pengunjung yang Lebih Teratur
Dengan sistem terpusat yang terintegrasi dengan
Simplo, setiap pengunjung yang datang akan terdaftar dan diberikan akses sesuai
dengan izin yang telah ditentukan. Pengunjung dapat menggunakan kartu akses
atau biometrik yang telah terdaftar untuk memasuki fasilitas. Proses ini
menjadi jauh lebih terorganisir dan terpusat.
2. Peningkatan Keamanan Pengunjung
Sistem terpusat memungkinkan pengawasan lebih lanjut
terhadap pengunjung yang masuk ke fasilitas. Semua data pengunjung disimpan di
satu tempat, memungkinkan untuk pemantauan akses pengunjung dengan lebih mudah.
Selain itu, administrator dapat membatasi akses pengunjung ke area-area
tertentu, memastikan keamanan yang lebih tinggi.
3. Laporan Pengunjung yang Lebih Lengkap
Semua data pengunjung yang tercatat dalam Simplo
Visitor Management akan terintegrasi dengan data yang ada di sistem terpusat.
Dengan demikian, administrator dapat dengan mudah mengakses laporan lengkap
tentang aktivitas pengunjung, termasuk waktu masuk dan keluar, area yang
diakses, dan identitas pengunjung.
4. Kontrol Akses yang Lebih Efisien
Dalam sistem terpusat, kontrol akses tidak hanya
terbatas pada karyawan atau penghuni gedung, tetapi juga pengunjung. Setiap
pengunjung yang terdaftar dapat memiliki akses ke area yang telah disetujui
dengan waktu akses yang jelas, dan sistem secara otomatis akan mengatur dan
mengontrol proses tersebut.
5. Peningkatan Manajemen Keamanan
Dengan kontrol terpusat, kamu dapat menambah atau
menghapus akses pengunjung dengan mudah dan cepat. Jika ada pengunjung yang
tidak sah atau memiliki akses yang kedaluwarsa, sistem akan secara otomatis
mengunci pintu atau area yang tidak boleh dimasuki.
Kesimpulan
Sistem terpusat untuk kontrol akses memberikan banyak
keuntungan dalam hal kemudahan pengelolaan, efisiensi, dan keamanan. Dengan
mengintegrasikan sistem terpusat dengan Simplo Visitor Management System,
pengelolaan pengunjung dan keamanan fasilitas menjadi lebih baik, lebih
terorganisir, dan lebih terkendali. Jika kamu ingin meningkatkan kontrol akses
dan pengelolaan pengunjung di fasilitasmu, integrasi sistem simplo-in aja yuk!
Untuk informasi lebih lanjut kunjungi di : simplo.id dan juga lumbatech.com
Komentar
Posting Komentar